Ketahui Prosedur serta Klasifikasi dari Sertifikasi SNI

Sudah Saatnya Sadar Pentingnya Prosedur Sertifikasi SNI Untuk Mengembangkan Perusahaan!

Apa Itu Prosedur Sertifikasi SNI?

Prosedur sertifikasi SNI adalah proses pengurusan tahap demi tahap untuk mendapatkan sertifikat pada sebuah produk. Sertifikat yang memenuhi standar nasional ini menunjukkan mutu dan kualitas produk.

Anda pasti sering melihat label SNI pada berbagai barang, mulai dari pakaian, alat tulis, peralatan kantor, hingga perlengkapan keselamatan seperti helm dan kacamata. Label SNI menunjukkan bahwa produk tersebut telah memenuhi standar mutu dan legalitas.

Setiap produk berlabel SNI yang beredar di Indonesia dipastikan terjamin keamanan dan mutunya. Konsumen sering kali membandingkan produk berdasarkan label SNI sebelum membeli, dan lebih memilih produk yang telah berlabel SNI dibandingkan dengan yang belum.

Apa Itu Sertifikasi SNI?

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku di Indonesia. Perumusan standar ini dilakukan oleh Komite Teknis Perumusan SNI, yang terdiri dari pemerintah, akademisi, kalangan industri, dan para ahli di bidangnya.

Stakeholder yang berperan sebagai Komite Teknis ini didukung oleh sekretariat yang tersebar di berbagai lembaga dan kementerian di Indonesia. Konsumen menilai produk berlabel SNI lebih tinggi karena standarnya yang ketat.

Bagi pengusaha, jika produknya masuk dalam daftar wajib SNI, produk tersebut harus memiliki label SNI untuk dapat diedarkan di Indonesia. Produk yang tidak memenuhi standar ini dianggap ilegal dan bisa dikenakan sanksi.

Prosedur Sertifikasi SNI

Pengurusan prosedur sertifikasi SNI harus memenuhi beberapa syarat, seperti Akta Notaris, SIUP, TDP, NPWP, Surat Pendaftaran Merk, dan lain-lain. Setelah semua syarat dokumen terpenuhi, langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Mengisi Formulir SPPT

SPPT SNI adalah singkatan dari Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI. Anda memerlukan fotokopi sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah dilegalisir.

2. Melakukan Verifikasi

Verifikasi dilakukan oleh Sucofindo terhadap beberapa poin pada prosedur sertifikasi SNI, termasuk jangkauan tempat audit dan kemampuan memahami bahasa setempat.

3. Audit Sistem Manajemen Mutu Produsen

Pemeriksaan kesesuaian antara kelengkapan dan kecukupan dokumen sistem manajemen mutu produsen terhadap persyaratan permohonan. Jika ditemukan ketidaksesuaian, akan diminta perbaikan dalam jangka waktu maksimal 2 bulan.

4. Pengujian Sampel

Sampel produk akan diuji di laboratorium yang terakreditasi. Sampel diberi label contoh uji (LCU) dan disegel.

5. Penilaian Sampel

Setelah pengujian, akan dikeluarkan Sertifikasi Hasil Uji. Jika hasilnya belum memenuhi standar, akan diminta pengulangan hingga sesuai ketentuan.

6. Keputusan Sertifikasi

Tim independen akan melakukan rapat untuk membahas hasil audit dan pengujian.

7. Penyerahan SPPT-SNI

Setelah rapat panel, tim Sucofindo akan mengklarifikasi perusahaan atau produsen bersangkutan berdasarkan kelengkapan legalitas, ketentuan standar, proses produksi, serta sistem manajemen mutu.

Klasifikasi Kegiatan Sertifikasi

Prosedur sertifikasi SNI dilakukan dalam tiga klasifikasi:

1. Sertifikasi Sistem Manajemen

Sertifikasi untuk sistem manajemen perusahaan, seperti ISO 9001, 14001, 22000, dan HACCP. Contohnya untuk pakaian.

2. Sertifikasi Produk

Sertifikasi untuk produk yang dihasilkan berdasarkan standar tertentu. Contohnya SNI 1811:2007 untuk helm, 3554:2015 untuk air minum dalam kemasan, 2054:2014 untuk baja tulangan beton.

3. Sertifikasi Personel

Sertifikasi untuk kompetensi personel, seperti auditor, tenaga migas, dan tenaga kelistrikan.

Manfaat Memiliki Sertifikasi SNI

Memiliki sertifikasi SNI memberikan banyak manfaat bagi produsen dan pengusaha:

  1. Jaminan dari lembaga independen bahwa produk dihasilkan melalui sistem pengujian, pengendalian, dan pengawasan yang efektif.
  2. Konsumen mendapat jaminan bahwa produk telah sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
  3. Produk yang diwajibkan memiliki label SNI menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi ketentuan keselamatan.
  4. Melindungi kompetisi produk bersertifikasi dengan produk yang tidak memenuhi standar.
  5. Label sertifikasi menjadi alat pemasaran yang ampuh.
  6. Meningkatkan reputasi produsen yang berdampak pada perluasan pasar.
  7. Meningkatkan efisiensi melalui penerapan sistem penjaminan mutu yang efektif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan sertifikasi, Anda bisa membaca artikel kami di sini. Jika Anda dan perusahaan Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait layanan kami, hubungi dan konsultasikan hal tersebut di sini.

Share:

Artikel Lainnya

Temukan Perbedaannya SNI dan SNI Bina UMK

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menjamin kualitas, keamanan, dan kepatuhan produk serta jasa yang beredar di

Penjelasan Lengkap Manajemen Rantai Pasokan

Apa itu Manajemen Rantai Pasokan? Manajemen Rantai Pasokan (SCM) melibatkan pengelolaan seluruh proses, dari pengadaan bahan hingga distribusi produk, untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif.